ABSTRAK Terdapat periode emas pertumbuhan dan perkembangan manusia yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Periode ini terjadi sejak di dalam kandungan hingga usia 2 tahun setelah dilahirkan. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK, diperlukan pemberian nutrisi dan stimulasi intensif kepada janin dan bayi. Saat terjadi kekurangan nutrisi dan stimulasi yang parah, maka akan terjadi stunting atau kondisi gagal tumbuh kembang. Masih banyak masyarakat Sulawesi Utara yang belum memahami stunting dan cara pencegahannya. Terlihat dari jumlah kasus stunting sebanyak 21,2% menurut Pemantauan Status Gizi (PSG) (Kemenkes, 2018). Perlu ada pendekatan khusus untuk membantu meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai stunting dan pencegahannya. Pendekatan ini dilakukan melalui kerjasama lintas ilmu, yaitu kedokteran dan psikologi. Dari sudut pandang psikologi, terdapat pendekatan konseling yang bisa membantu terjadinya komunikasi efektif antara pemberi pesan (konselor) dan penerima pesan (masyarakat) melalui proses menyimak (Corey, 2018). Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat Desa Radey dan sekitarnya yang rentan terhadap stunting. Berdasarkan hal tersebut, pengabdi bekerja sama dengan Yayasan Cakrawala Kesehatan (Frontiers for Health), Rotary Club Indonesia dan PT SASA Inti melakukan pengabdian masyarakat untuk pelatihan konseling “Ayo, Cegah Stunting!” kepada konselor di Desa Radey, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Indonesia. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai stunting, cara konseling, gizi, dan perkembangan 1000 HPK. Hasil uji t-test menunjukkan bahwa terjadi perubahan pemahaman yang signifikan antara pre-test dan post-test (t = 2,03; p = 0,02 < 0,05). Artinya, pelatihan yang dilakukan secara aefektif mampu meningkatkan pemahaman peserta mengenai materi yang diberikan. Kata kunci: Stunting, Konseling, 1000 Hari Pertama Kehidupan, Pengasuhan ABSTRACT There is a golden period of human growth and development known as the First 1000 Days of Life (1000 HPK). This period occurs from the womb until the age of 2 years after birth. To support the growth and development of 1000 HPK, it is necessary to provide nutrition and intensive stimulation to the fetus and baby. When there is a lack of nutrition and severe stimulation, stunting or a condition of failure to thrive will occur. There are still many North Sulawesi people who do not understand stunting and how to prevent it. It can be seen from the number of stunting cases as much as 21.2% according to the Nutrition Status Monitoring (PSG) (Kemenkes, 2018). There needs to be a special approach to increase public understanding of stunting and its prevention. This approach is carried out through interdisciplinary collaboration: medicine and psychology. From a psychological point of view, there is counselling approach that can help to create effective communication between sender (counsellor) and receiver (people) by listening process (Corey, 2018). People in this context are the people of Radey Village and its surroundings who are vulnerable to stunting. Based on this, the service team collaborated with Yayasan Cakrawala Kesahatan (Frontiers for Health), Rotary Club Indonesia and PT SASA Inti to carry out community service for counseling training "Ayo, Cegah Stunting!" to a counselor in Radey Village, South Minahasa, North Sulawesi, Indonesia. The purpose of this activity is to increase participants' understanding of stunting, counselling methods, nutrition, and the development of 1000 HPK. The results of the t-test showed that there was a significant change in understanding between the pre-test and post-test (t = 2.03; p = 0.02 < 0.05). That is, the training that is carried out effectively can increase the participants' understanding of the material provided. Keywords: Stunting, Counselling, First 1000 Days of Life, Parenting
Copyrights © 2022