Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Vol. 3 No. 1 (2021): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana

MANAJEMEN STRESS LANSIA AGAR SEHAT DAN TERBEBAS DIABETES MILLITUS

Tuti Anggarawati (Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang)
Nanang K.A (Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang)
Khairun Nisa (Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang)
Alfatihah H.A.F (Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang)
Andi Widianto (Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang)
Figik Kurniawan (Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang)



Article Info

Publish Date
01 Jun 2021

Abstract

Prevalensi diabetes tipe 2 terkait usia lansia sampai tahun 2030 mengalami peningkatan tajam karena diprediksi lebih dari 82 juta populasi lansia di negara berkembang menderita diebetes. Tipe 2 merupakan bentuk penyakit yang sering di lansia dan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan karena terjadi komplikasi kronis. Tanda dan gejala diabetes pada lansia sering kali tidak jelas dan diagnosa biasanya terlambat. Gejala diabetes dapat muncul tidak spesifik dan tidak pasti, seperti keletihan, inkontinensia urin, atau perubahan status mental seperti depresi, konfusi, dan apatis. Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada lansia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu fungsi pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, perubahan karena lansia sendiri yang berkaitan dengan resistensi insulin akibatnya kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, aktifitas fisik yang berkurang, banyak makan dan kegemukan, stress, sering menggunakan obat-obatan, dan adanya faktor keturunan. Stres memicu reaksi biokimia tubuh melalui 2 jalur, yaitu neural dan neuroendokrin. Reaksi pertama respon stres yaitu sekresi sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan norepinefrin yang menyebabkan peningkatan frekuensi jantung. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah meningkat guna sumber energi untuk perfusi. Peningkatan hormon stres yang diproduksi dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi meningkat. Kondisi yang rileks dapat mengembalikan kotra-regulasi hormon stres dan memungkinkan tubuh untuk menggunakan insulin lebih efektif. Seseorang yang terkena diabetes akan memerlukan pengobatan yang terus-menerus untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Tapi ada pengobatan lain yang bisa dilakukan sendiri untuk membantu mencegah penyakit ini bertambah buruk. Stres yang tinggi yang dialami penderita dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian, sehingga dibutuhkan kemampuan penderita dalam melakukan perawatan diri dengan memanajemen stress yang dialami.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

PKMSISTHANA

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Nursing Public Health

Description

bidang Ilmu Kesehatan, Kedokteran, Sosial Humaniora dan Multidisiplin ilmu termasuk penelitian dasar dalam Ilmu kesehatan umum, ilmu psikologi, ilmu farmasi, keperawatan dan ...