Pada tahun 2015, sebanyak 65% dari total kelahiran mati di seluruh dunia disumbang oleh sepuluh negara dengan jumlah kelahiran mati terbanyak. Indonesia menempati posisi ke-8 dengan total sebanyak 73.400 kejadian dengan angka lahir mati (stillbirth rate/SBR) sebesar 13 per 1.000 kelahiran. Rendahnya cakupan layanan antenatal diduga berhubungan secara kuat dengan rendahnya lahir mati antepartum. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan riwayat kunjungan antenatal (antenatal care/ANC) dengan kejadian lahir mati di Indonesia menggunakan data sekunder yang bersumber dari IFLS 5 tahun 2014. Desain penelitian ini berupa studi potong lintangdengan total sampel yang digunakan adalah sebesar 6.314 kelahiran. Analisis data dilakukan hingga tingkat multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara riwayat kunjungan ANC dengan kejadian lahir mati (P 0,000). Berdasarkan tempat persalinan, kelompok ibu hamil yang melahirakan di fasilitas kesehatan dengan kunjugan ANC tidak sesuai jadwal memiliki peluang sebesar kali 4,787 (95% CI 2,915- 7,863) untuk terjadinya kelahiran mati. Sementara kelompok ibu hamil yang tidak melahirkan di fasilitas kesehatan dengan kunjungan ANC yang tidak sesuai memiliki peluang sebesar 1,793 kali (95% CI 0,883 – 3,640) untuk terjadinya lahir mati dibandingkan dengan ibu hamil dengan kunjungan ANC yang sesuai jadwal. Penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian lahir mati dipengaruhi oleh layanan antenatal yang tidak adekuat berdasarkan kesesuaian jadwal kunjungan yang telah ditentukan.
Copyrights © 2021