Penelitian ini menguji dampak dari masuknya kimia dalam ujian nasional (UN) sebagai pengujian berisiko tinggi pada beberapa aspek kimia pengajaran serta aspek psikodinamik belajar kimia di tingkat sekolah menengah atas. Kausal-komparatif desain penelitian digunakan untuk penelitian ini. Untuk melakukan studi dua lima-poin Likert-jenis skala yang dikembangkan dan divalidasi, yaitu skala mengajar guru (TT-Scale) dan aspek psikodinamik skala belajar siswa (PSL-Skala). Sampel dalam penelitian ini adalah guru kimia 110 serta 240 siswa jurusan IPA di provinsi Jawa Barat digambar dengan multi-stage cluster sampling prosedur. Analisis data menggunakan t-test dan ANCOVA dilakukan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata: tindakan pedagogis Guru sebelum vs setelah kimia termasuk dalam UN, aspek psikodinamik belajar siswa kelas 11 (lemah terpapar oleh UN) vs 12 grader (kuat terpapar oleh UN). Ditemukan bahwa perubahan pengujian berisiko tinggi secara signifikan pada berikut: Konten harus diajarkan lebih fokus pada konten pemeriksaan, proses mengajar menjadi lebih berpusat pada siswa, dan masalah latihan pemecahan menjadi lebih dominan dalam mengajar. Berkaitan dengan aspek psikodinamik belajar siswa, terungkap bahwa siswa kelas 12 cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam berikut: Sikap terhadap belajar, motivasi belajar, self-efficacy, dan belajar mandiri. Namun, itu juga menunjukkan bahwa siswa mengembangkan kepercayaan yang tidak pantas pada pembelajaran yang efektif. Namun, efek dari tinggi-saham pengujian pada kecemasan tes siswa tidak dibuktikan.Kata kunci: high-stake testing, ujian nasional, kimia mengajar, psikodinamik aspek pembelajaranÂÂ
Copyrights © 2012