Gagasan yang diajukan Asin-Palacios dan lain-lain bahwa teori-teori filosofis Ibn âArabi dapat dilacak kembali pada aliran-lairan tertentu dalam tradisi Yunani tidak lagi dipedulikan secara serius oleh para ahli. Yang pasti adalah bahwa sebagian besar dari apa yang dikatakan oleh Ibn âArabi sendiri berakar pada intuisi mistiknya sendiri, atau, menggunakan terminologinya, penyingkapan (kasyf) dan pembukaan (fath, futuh). Dengan demikian, jelaslah bahwa ia sangat akrab dengan sumber-sumber dasar tradisi Islam dan aliran-aliran intelektual zamannya, terutama tradisi hikmah. Dalam beberapa masalah, Ibn âArabi lebih menyukai pandangan teologis dari pada filosofis. Dengan demikian, ia mendukung doktrin Asyâariyyah bahwa kenabian hanya dapat dicapai oleh penunjukan Tuhan (ikhtishash), bukan karena usaha (iktisab), dan ia memperluas pembahasan ini dengan memasukkan pengetahuan tentang enteleki (aktualitas) jiwa. Karena pengetahuan tentang sifat kebahagian abadi bergantung pada pengetahuan tentang diri Tuhan (nafs al-haqq), tidak seorang manusia pun dapat memperoleh pengetahuan ini apabila Tuhan tidak memberikannya, dan Tuhan memberikan pengetahuan itu hanya melalui para nabi
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2014