Kulit biji kedelai kuning merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari produksi tempe yang belum digunakan secara maksimal, selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak padahal masih memiliki kandungan zat gizi yang banyak salah satunya adalah serat pangan. Kandungan serat pangan yang tinggi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan biskuit (dengan cara diolah menjadi tepung) bersama dengan tepung mocaf (pengganti tepung terigu) dan bahan pendukung lainnya seperti kuning telur sebagai sumber lemak, stevia dan sukralosa sebagai pemanis rendah kalori. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama yaitu perbandingan proporsi tepung mocaf dan tepung kulit biji kedelai kuning (90:10%, 80:20%, 70:30%, 60:40%, 50:50% dan 40:60%) dan faktor kedua yaitu penambahan kuning telur (4%,6% dan 8%). Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Duncans Multiple Range Test (DMRT) taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biskuit terbaik diperoleh pada perlakuan perbandingan proporsi tepung mocaf : tepung kulit biji kedelai kuning (40:60) dan kuning telur 8% dengan kadar air 6,92%, abu 1,65%, lemak 11,83%, protein 7,46%, karbohidrat 72,15%, memiliki nilai skoring organoleptik warna 3,04 (sedikit coklat), aroma 3,48 (kuat khas kulit biji kedelai kuning), rasa 2,76 (tidak berasa kulit biji kedelai kuning) dan tekstur 2,92 (sedikit renyah).
Copyrights © 2022