Pancing ulur merupakan salah satu alat tangkap yang dominan digunakan di Kepulauan Seribu, khususnya di Pulau Panggang. Penggunaan rumpon portabel diharapkan dapat mengoptimalkan operasi penangkapan ikan karena rumpon ini dapat mengkonsentrasikan ikan target tangkapan di suatu area yang diinginkan nelayan (catchable area), sehingga terbentuk daerah penangkapan baru (artificial fishing ground) dalam perikanan pancing ulur. Namun demikian, penggunaan rumpon ini diharapkan tidak menimbulkan degradasi sumber daya ikan dan ekosistem laut serta tidak menimbulkan konflik sosial di antara nelayan sebagaimana sering ditemukan dalam penggunaan rumpon konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk (1) membandingkan produktivitas pancing ulur di sekitar pengoperasian rumpon dan tanpa rumpon portabel, (2) membandingkan tingkat kelayaktangkapan ikan di sekitar rumpon dan tanpa rumpon portabel, dan (3) menganalisis dampak pengoperasian rumpon portabel terhadap degradasi daerah penangkapan ikan dan konflik sosial. Metode penelitian dilakukan dengan teknik wawancara dan kegiatan experimental fishing sebanyak 16 trip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pancing ulur dengan rumpon portabel tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan tanpa rumpon, namun laju tangkap serta jumlah individu ikan yang tertangkap lebih tinggi dengan menggunakan rumpon portabel. Ikan yang dominan tertangkap pada dua jenis perlakuan (menggunakan rumpon portabel dan tanpa rumpon) relatif sama, dimana hasil tangkapan didominasi oleh ikan kategori layak tangkap, sehingga tidak berpeluang menciptakan degradasi sumber daya ikan di Pulau Panggang. Sebagian besar responden nelayan (94%) memiliki persepsi bahwa rumpon portabel dapat meningkatkan produktivitas tangkapan, namun terdapat juga 60% di antara responden yang beranggapan bahwa penggunaan rumpon portabel berpotensi menciptakan konflik sosial.Handlines are one of the dominant fishing gear used in Pulau Panggang waters. The use of portable FADs is expected to optimize fishing operations because these FADs can concentrate the captured target fish in the catchable area so that a new artificial fishing ground is formed in handlines fisheries. However, it is hoped that using FADs will not cause degradation of fisheries resources and will not cause social conflicts among fishers as is often found in using conventional FADs. This study aimed to (1) compare the productivity of handline catches around FAD operations and without FADs, (2) compare the level of biologically feasible catches around FADs and without FADs, and (3) analyze the impact of portable FAD operations on fishing grounds degradation and social conflict. The research method was carried out using interviews and experimental fishing activities on as many as 16 trips. The results showed that the productivity of handlines using portable FADs was not significant, but the catch rate and the number of individual fish caught were higher using portable FADs. The dominant fish caught in the two types of treatment were relatively similar. Biologically feasible categories dominated the catch, so there was no chance of creating degradation of fish resources in Pulau Panggang waters. Most fishermen respondents have a perception that portable FADs can increase catch productivity. Still, there are also 60% of respondents think that the use of portable FADs has the potential to create social conflict.
Copyrights © 2022