Penggunaan senyawa kimia sebagai agen pelindung sinar UV dapat membahayakan tubuh. Air cucian beras merupakan limbah yang banyak mengandung komponen fenolik dan flavonoid yang mampu menyerap sinar UV. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan nilai SPF ekstrak air cucian beras merah (EACBM) dan beras putih (EACBP). EACBM dan EACBP dibuat dengan melakukan ekstraksi dari beras merah dan beras putih kemudian difermentasi selama 3 hari. Endapan yang diperoleh lalu dipekatkan dengan penangas air pada suhu 60°C. Rendemen EACBM dan EACBP dilarutkan dengan aquadest kemudian ditetapkan nilai SPF pada panjang gelombang 290-320 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil absorbansi dihitung dengan rumus Mansur. Data nilai SPF dianalisis secara statistik dengan uji t-independent dan dikategorikan proteksinya secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa nilai SPF EACBM dan EACBP berbeda secara signifikan (p < 0,05). Konsentrasi ekstrak tertinggi yaitu 30000 ppm pada EACBM dan EACBP menghasilkan nilai SPF masing-masing adalah 25,47±1,30 dan 10,28 ±1,40. EACBM dan EACBP pada konsentrasi 30000 ppm masing-masing termasuk kategori proteksi ultra dan proteksi maksimal.dEACBM menujukkan nilai SPF lebih tinggi dibandingkan EACBP. 0 pt, italic)Kata kunci: Beras merah, beras putih, nilai SPF, tabir surya
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022