Abstract:Worship should be interpreted as a place to surrender all aspects of life to Christ. By doing true worship, humans will have an encounter with God through His Word. Worship should also not be used as a formality, but it must be realized that when performing worship at that time there is also respect for Him who deserves it. However, this is different from what happened in the Toraja Church, the To'tallang congregation. Worship is no longer a necessity because most of them no longer participate in Sunday services. By using a descriptive qualitative method through a literature review and also a survey method with interviews, this is what the author will analyze, so that the cause of the low interest of the congregation in Sunday worship can be found. The factors causing the congregation's low interest in Sunday worship analyzed will be a benchmark for the church council to take every approach. Based on the research conducted, the authors found several factors that caused the congregation's low interest in Sunday worship, namely: some of them were no longer involved in Sunday worship because they had problems with other congregations, and even disagreed with the assembly, also that some of them so busy with worldly affairs that he forgets fellowship. Abstrak:Ibadah sudah seharusnya dimaknai sebagai wadah untuk menyerahkan seluruh aspek kehidupan kepada Kristus. Dengan melakukan ibadah yang benar manusia akan memiliki pengalaman perjumpaan dengan Allah melalui Firman-Nya. Ibadah juga hendaknya tidak dijadikan sebagai formalitas saja tetapi harus benar-benar dihayati bahwa ketika melakukan ibadah pada saat itu pula ada penghormatan yang dinaikkan kepada Dia yang layak menerimanya. Namun berbeda dengan kenyataan yang terjadi di Gereja Toraja jemaat To’tallang. Ibadah tidak lagi menjadi kebutuhan karena sebagian besar dari mereka tidak lagi ikut dalam ibadah-ibadah hari Minggu. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui kajian pustaka dan juga metode survey dengan wawancara hal itulah yang akan dianalisis oleh penulis, sehingga masalah rendahnya minat jemaat dalam ibadah hari Minggu bisa ditemukan penyebabnya. Faktor penyebab rendahnya minat jemaat dalam ibadah hari Minggu yang dianalisis akan menjadi patokan untuk bagi majelis gereja untuk melakukan setiap pendekatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan beberapa faktor penyebab rendahnya minat jemaat dalam ibadah hari Minggu, yaitu: beberapa dari mereka yang tidak lagi terlibat dalam ibadah hari Minggu karena memiliki masalah dengan jemaat lain, dan bahkan tidak sependapat dengan majelis, juga bahwa sebagian dari mereka hanya sibuk dengan urusan duniawi sehingga melupakan persekutuan.
Copyrights © 2022