Penyandang disabilitas di masyarakat dimaknai sebagai seseorang yang mengalami kelainan atau keterbatasan baik dari segi fisik maupun mental. Dalam melakukan aktivitas sosialnya di masyarakat, penyandang disabilitas dianggap sebagai manusia yang tidak mampu untuk ikut serta dalam kegiatan sosial, sehingga penyandang disabilitas dan keluarganya kerap mengalami pengucilan dan penindasan hak dari orang normal lainnya. Diperlukanlah dukungan sosial untuk menunjang rasa keberpihakan terhadap disabilitas, salah satunya dari sosok terdekat, yakni Ibu. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian untuk mengetahui bagaimana sosok seorang ibu ideal yang memiliki anak disabilitas digambarkan dalam film animasi “Nussa dan Rara’ episode Nussa Bisa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode analisis semiotika Roland Barthes yang meliputi tiga level pemaknaan, yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa penggambaran sosok Ibu Nussa nampaknya tidak bisa lepas dari emosional yang berbeda-beda, namun kemudian batin yang terjadi dapat konflik dapat diselesaikan karena adanya sikap menerima dan ikhlas dengan segala ketentuan yang telah diberikan oleh Allah swt. Mitos yang muncul adalah ekspresi kecemasan namun juga perhatian, citra ideal seorang ibu yang mengayomi, memprioritaskan anak, memberikan motivasi yang dilakukan dalam segala geraknya agar dikemudian hari anak-anaknya tumbuh menjadi generasi yang ceria dan pribadi yang baik sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan al-hadits.
Copyrights © 2022