Kota   merupakan   pusat   terkonsentrasinya   penduduk   maupun   pusat aktivitas perekonomian. Perkembangan Provinsi Riau yang semakin pesat seperti pertambahan penduduk dan pembangunan mall atau gedung-gedung bertingkat sebagai kawasan perkantoran dan kawasan bisnis menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan di ibukota Provinsi Riau. Kondisi lingkungan bertambah parah apabila terjadi gangguan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau tiba. Kualitas udara yang buruk memberikan dampak terhadap kesehatan manusia bahkan mengganggu aktivitas rutin masyarakat dan negara tetangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesehatan hutan kota di Pekanbaru sehingga dapat dilakukan tindakan pemeliharaan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menjadi informasi mengenai kondisi tegakan di hutan kota Pekanbaru serta memberikan rekomendasi tindakan perlakuan terhadap kerusakan tegakan. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan ( Mei - Juli 2014) di salah satu Ruang Terbuka Hijau Kota Pekanbaru yaitu di Hutan Kota Jl. Diponegoro. Metode yang digunakan adalah Grey dan Deneke (1978) dengan mengamati kerusakan fisik, kerusakan mekanik dan kerusakan akibat hama penyakit. Pengamatan  dilakukan dengan membuat 4 jalur  ukuran 20 x 80 meter dengan jarak antar jalur 10 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan tegakan di hutan kota Pekanbaru sebesar 46,42%. Tingkat kerusakan tegakan dengan peringkat 1 (sangat baik) sebesar 96 % sedangkan peringkat 2 (baik) sebesar 4%.City is the center of the central concentration of population and economic activity. The development of Riau Province in Indonesia State is rapidly increasing population growth and development such as a mall or high-rise buildings as an office area and business district led to environmental degradation in the capital of Riau Province. Environmental conditions worsen smog in the event of disruption caused by land and forest fires during the dry season arrives. Poor air quality impacts on human health even interfere with routine activities of the community and neighboring countries. This study aimed to evaluate the health of the urban forest in the city of Pekanbaru, so it can be taken maintenance. This study would be useful to be informed about the condition of the forest stands in the Pekanbaru Urban Forest and provide treatment recommendations for action to damage the stands. This study was conducted for 3 months (May - July 2014) at Pekanbaru Urban Forest,  in one of the green open space at Diponegoro street, in the city of Pekanbaru. The method used was Grey and Deneke (1978) with the observed by physical damage, mechanical and pests and diseases. The method which is used is observations field study were made by making 4 plots, measures of plots 20 x 80 meters and 10 meter spacing between lines. The results showed that the damage from the stands of forest in the Pekanbaru Urban Forest was 46.42%. The level of damage to stands with a rating of 1 (very good) by 96%  while ranking second (good) by 4%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2014