Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas fraksi aktif steroid daun Jati Belanda jika diberikanpada tikus putih yang diinduksi hiperkolesterolemia terhadap aktivitas SGOT dan SGPT darah hewan coba tikus, dan untuk memberikan informasi penunjang mengenai aspek keamanan penggunaan daun Jati Belanda jika dikonsumsi sebagai obat penurun kadar kolesterol. Penelitian dilakukan selama 5 minggu masa perlakuan. Digunakan sebanyak 15 ekor tikus yang dikelompokkan menjadi tiga, masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kelompok A (non kolesterol) mengkonsumsi pakan standar, kelompok B (hiperkolesterolemia) mengkonsumsi pakan kolesterol (pakan standar, kolesterol dan PTU), dan kelompok Cmengkonsumsi pakan kolesterol dan Fraksi aktif steroid daun Jati Belanda. Pengambilan darah dilakukan pada akhir masa adaptasi (base line) yaitu pada hari ke-0, dan masa perlakuan yaitu pada hari ke-7, 14, 21, dan 28 guna analisis kolesterol, trigliserida dan aktivitas GOT/GPT serum darah tikus putih. Penentuan kadar kolesterol dan Trigliserida dilakukan dengan metode CHOD-PAP (Trinder, 1969). Penentuan Aktivitas SGOT dan SGPT Darah Tikus Putih dengan metode IFCC (1980). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi aktif Steroid menghambat kenaikan kadar kolesterol darah sebesar ~15- 30% dibandingkan kelompok kontrol kolesterol. Fraksi aktif steroid ekstrak daun Jati Belanda juga mampu menghambat kenaikan kadar trigliserida hingga mencapai 34,32%. Setelah Wash Out kolesterol darah semua kelompok menurun mencapainormal, sehingga dapat dinyatakan bahwa sebagai langkah pencegahan, penggunaan fraksi aktif steroid ekstrak daun Jati belanda dapat menghambat peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida pada tikus yang diinduksi menjadi hiperlipidemia. Pengukuran toksisitas akibat penggunaan fraksi aktif steroid ekstrak daun Jati Belanda pada kelompok non kolesterol menunjukkan aktivitas SGOT sebesar 55,5-100,6 U/I dan aktivitas SGPT sebesar 41,0-76,5 U/I. Secara keseluruhan sampai dengan akhir masa perlakuan hingga masa Wash Out tidak terlihat perbedaan secara bermakna aktivitas SGOT dan SGPT diantara kelompok perlakuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemakaian fraksi aktif steroid ekstrak daun JatiBelanda pada percobaan ini tidak menimbulkan gangguan pada fungsi hati hewan coba tikus yang digunakan.  Â
Copyrights © 2008