Isi pokok Kakawin Nilacandra adalah pertemuan Nilacandra dengan prabu Yudhistira dan peperangan Kresna dengan Nilacandra. Melalui tokoh Yudhistira dan Nilacandra dapat diketahui adanya pemaparan tentang filosofis “Siwa-Buddha” adalah “tunggal”. Hal ini menggelitik suatu pertanyaan mengapa dan bagaimana kakawin ini digubah? Kehadirannya sangat berkaitan dengan fungsi karya ini dengan kehidupan religius kedua agama (Siwa-Buddha) di Bali. Yang tidak kalah menariknya adalah proses penerimaan (resepsi) pengarang terhadap karya-karya sejenis sebelumnya, sebagai bukti bahwa pengarang (pangawi) termasuk pembaca aktif dan sebagai realisasi dari tanggapan kreativitasnya telah melahirkan Kakawin Nilacandra.
Copyrights © 2010