Fungsi sistem proteksi adalah untuk mengetahui dan memisahkan gangguan pada jaringan tenaga listrik dari jaringan lainnya yang tidak terkena gangguan secepat mungkin dengan maksud agar menghindari kerugian yang besar. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan sistem tenaga listrik diantaranya gangguan 3 fasa, 2 fasa dan 1 fasa ke tanah. Untuk mengamankan berbagai gangguan pada sistem tenaga listrik khususnya transformator, digunakan relai proteksi. Relai proteksi yang digunakan oleh transformator diantaranya adalah relai arus lebih (OCR) dan relai gangguan tanah (GFR). Adapun langkah-langkah perhitungannya berdasarkan single line diagram dan spesifikasi data-data peralatan. Metode yang dilakukan pada penelitian ini berupa perhitungan evaluasi setting relay dan pemodelan simulasi untuk mengetahui koordinasi relai menggunakan ETAP 16. Perhitungan dilakukan terhadap arus hubung singkat, setting OCR dan GFR berupa nilai TMS dan arus pada masing-masing relai. Kemudian hasil evaluasi perhitungan dan simulasi dibandingkan dengan data exsiting lapangan. Hasil perhitungan hubung singkat diperoleh nilai arus hubung singkat terbesar pada 3 fasa yaitu 18619 A dan nilai arus hubung singkat terkecil yaitu gangguan 1 fasa sebesar 103,92 A. Hasil perhitungan untuk setting OCR pada sisi 20 kV didapat nilai TMS = 0,11, sedangkan setting OCR sisi 150 kV didapat nilai TMS = 0,17. Penyetelan GFR pada sisi incoming didapat nilai TMS = 0,12, sedangkan setting GFR sisi 150 kV didapat nilai TMS=0,08. Standar setting rele menggunakan parameter atau perhitungan yang sesuai dengan buku “Buku Pedoman dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi dan Gardu Induk Jawa-Bali” milik PT. PLN. Koordinasi antar relai pada perhitungan sudah sesuai dengan standart IEC 60255 dengan granding time 0,3-0,5 detik, sehingga setting relai masih dalam keandalan yang baik.
Copyrights © 2020