Prosiding University Research Colloquium
Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan

Shalat sebagai Aktivitas Kognitif Kompleks: Kajian Teoretis dan Studi Kualitatif

Yusuf Alam Romadhon (Universitas Muhammadiyah Surakarta)



Article Info

Publish Date
21 Feb 2018

Abstract

Secara ontologis kajian neurosains shalatberada satu rumpun dengan meditasi. Masih terbatas kajian neurosainstentang aspek kognitif dari shalat. Secara fenomonelogi subyektifshalat merupakan aktivitas ibadah agama Islam dimulai dengan niat,pelaku merubah orientasi kesadarannya menjadi kurang/mengabaikansama sekali sekitarnya, memberikan perhatian penuh pada hal-hal yangharus disadari pada shalat, mulai gerakan shalat,munajat [‘berdialog’]kepada Allah [Tuhan], ‘merasa’ diperhatikan Allah, bersungguhsungguhmelakukan hal-hal yang ‘disukai’ Allah dalam shalat [totalsurrender], memahami makna bacaan shalat, merefleksikan diri padamakna bacaan-bacaan tersebut, dan pahala yang diterima tergantungpada seberapa besar bagian yang disadarinya. Dalam konteks orangIndonesia, terdapat aktivitas kognisi translasi bahasa Arab ke dalambahasa ibu ketika menjalankan beban kognisi shalat. Tujuan:Mengeksplorasi jenis-jenis aktivitas kognitif yang terlibat ketikaseseorang melakukan shalat. Metoda: Ekstraksi studi kepustakaanneurosains tentang meditasi, shalat, dan tugas-tugas kognitifkonsentratif lainnya, pelacakan teks-teks agama yang relevan dan studikualitatif dengan wawancara mendalam pada narasumber kompeten(snowball). Hasil dan kesimpulan: Dua aktivitas kognitif utamadalam shalat: pertama, aktivitas kognitif “pro tugas” meliputiperubahan kesadaran dari kesadaran basal, penggunaan memori kerjadimana terdapat interaksi antara memori jangka pendek dan memorijangka panjang untuk memahami bacaan yang dilafalkan, penerapan“theory of mind [teori pikiran]”, kedua, aktivitaskognitif “kontra tugas”yang diperankan oleh default mode network (DMN) yang mendasaripikiran mengembara (mind wandering) yang menjadi pengganggutugas kognisi. Disamping itu, terdapat konsep trait yang menunjukkanbukti plastisitas otak karena repetisi aktivitaskognitif shalat dalamjangka waktu lama. Perlu studi pencitraan syaraf dan elektrofisiologilebih lanjut untuk mengkonfirmasi secara kualitatif dan kuantitatifterhadap aktivitaskognitif shalat.

Copyrights © 2018