Bandung Conference Series : Medical Science
Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science

Scoping Review: Status Selenium pada Pasien COVID-19

Malisya Desilian Triningrum (Prodi pendidikan dokter Fakultas kedokteran)
Mirasari Putri (Unknown)
Julia Hartati (Unknown)



Article Info

Publish Date
28 Jan 2022

Abstract

Abstract. Selenium (Se) is a micronutrient that plays an important role in the balance of immune function and response. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) is the cause of the COVID-19 pandemic and is the cause of the increasing mortality rate. Selenium deficiency causes oxidative stress and cytokine storms that can affect the severity and mortality risk of COVID-19. This scoping review study aims to determine selenium levels and analyze selenium status in COVID-19 patients. There were 3 databases used, that were PubMed, ScienceDirect, and ProQuest with the keywords selenium AND COVID-19. The number of articles from 2019-2021 were 2,052 articles. Through screening (PRISMA) and critical appraisal (JBI), 6 articles were obtained which were further analyzed. The analysis results on 6 articles found that the occurrence of Se deficiency in COVID-19 patients. Four articles stated that Se deficiency was associated with the severity of COVID-19 and 2 articles stated that Se deficiency was associated with the mortality risk of COVID-19. Meanwhile, one article stated that Se deficiency was not associated with severity and mortality risk however, it remains a risk factor for COVID-19. Selenium has antioxidant, anti-inflammatory, antiviral activity that can reduce oxidative stress that causes tissue damage so as to reduce the severity of COVID-19. In this study, it can be concluded that there is a deficiency Se status in COVID-19 patients. Decreased Se status is related to the severity of COVID-19. Abstrak. Selenium (Se) merupakan mikronutrien yang berperan penting dalam keseimbangan fungsi dan respon imun. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) merupakan penyebab pandemi COVID-19 dan menjadi penyebab meningkatnya angka kematian. Defisiensi selenium menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan badai sitokin yang dapat memengaruhi tingkat keparahan dan risiko mortalitas COVID-19. Studi scoping review ini bertujuan untuk mengetahui kadar selenium dan menganalisis status selenium pada pasien COVID-19. Database yang digunakan ada 3 yaitu PubMed, ScienceDirect, dan ProQuest dengan kata kunci selenium AND COVID-19. Jumlah artikel dari tahun 2019-2021 terdapat 2.052 artikel. Melalui skrining (PRISMA) dan critical appraisal (JBI), didapatkan 6 artikel yang dianalisis lebih lanjut. Hasil analisis pada 6 artikel didapatkan bahwa terjadinya defisiensi Se pada pasien COVID-19. Pada 4 artikel menyatakan defisiensi Se berhubungan dengan tingkat keparahan COVID-19 dan 2 artikel menyatakan defisiensi Se berhubungan dengan risiko mortalitas COVID-19. Sedangkan, satu artikel menyatakan defisiensi Se tidak berhubungan dengan tingkat keparahan dan risiko mortalitas namun, tetap menjadi faktor risiko COVID-19. Selenium memiliki aktivitas sebagai antioksidan, anti-inflamasi, dan antivirus yang dapat menurunkan stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan jaringan sehingga dapat mengurangi tingkat keparahan COVID-19. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadinya penurunan status Se pada pasien COVID-19. Status Se yang mengalami penurunan berhubungan dengan tingkat keparahan COVID-19.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

BCSMS

Publisher

Subject

Humanities Medicine & Pharmacology Nursing Public Health

Description

Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ...