Dalam suatu perencanaan pekerjaan proyek konstruksi pasti sangat berhubungan dengan Menajemen konstruksi yang berperan dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan dan bertujuan dalam mengelola pelaksanaan proyek konstruksi yang mencakup waktu pelaksanaan, biaya, hingga mutu bangunan konstruksi dari awal pekerjaan sampai dengan akhir hingga meperoleh hasil yang sesuai dengan perjanjian awal yang di inginkan oleh pemilik proyek (Owner). Pada pekerjaan proyek konstruksi Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi berjalan sesuai dengan rencana akan tetapi ada beberapa faktor yang harus di perhatikan agar pekerjaan tidak mengalami keterlambatan salah satunya faktor cuaca. Untuk mengatasi agar tidak terjadi keterlambatan maka dilakukan penambahan waktu jam kerja menggunakan metode Critical Path Method (CPM) biasa disebut jalur kritis. Hasil akhir dari kajian ini adalah menentukan Jalur kritis pada pembangunan kandang tahap 2 terdapat pada kegitan A-B-C-D-E-G-I, pekerjaan proyek konstruksi pada pembangunan kandang tahap 2 diselesaikan dengan waktu 95 minggu dan besar biaya proyek Rp13.852.312.887,- setelah dilakukan penambahan waktu jam kerja 1 jam maka pekerjaan proyek dapat diselesaikan 81 minggu dengan besar biaya proyek Rp Rp13.924.110.709,- dan selisih anggaran biaya biaya Rp78.978.000,- biaya Cost Slope Rp5.641.285,- dan penambahan waktu 3 jam kerja maka pelaksanaan proyek dapat dilakukan 72 minggu dengan besar biaya proyek Rp13.930.866.682,- dan selisih anggaran biaya Rp86.409.000,- biaya Cost Slope Rp3.756.913,-. Jadi semakin bertambah waktu maka otomatis biaya juga akan bertambah.Kata Kunci : Perencanaan proyek, Keterlambatan proyek, Percepatan waktu dan biaya, Critical Path Method (CPM)
Copyrights © 2022