Pendahuluan: Osteoarthritis menyebabkan banyak keterbatasan fungsional yang berdampak terhadap hilangnya kemandirian hingga disabilitas. Backward walking exercise merupakan intervensi yang menunjang meningkatkan kemampuan fungsional sehingga dapat mencegah terjadinya disabilitas. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperiment dengan desain two group pretest – posttest with group design. Kelompok perlakuan menerima backward walking exercise dan intervensi fisioterapi konvensional sedangkan kelompok kontrol menerima intervensi fisioterapi konvensional setiap kelompok berjumlah 12 responden. Alat ukur yang digunakan WOMAC dan NRS. Dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi 3x/minggu. Hasil: Hasil paired T-Test pada kelompok perlakuan WOMAC nilai p value 0,000 (<0,05) dan NRS 0,002 (<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol WOMAC nilai p value 0,006 (<0,05) dan NRS p value 0,004 (<0,05). Hasil Independent T-Test WOMAC nilai p value 0,005 (< 0,05) dan NRS nilai p value 0,685 (> 0,05). Kesimpulan: Penambahan backward walking exercise lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan fungsional lutut dibandingkan hanya TENS dan US (intervensi fisioterapi konvensional). Namun, untuk penurunan intensitas nyeri kedua intervensi tersebut tidak ada beda untuk mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis genu. Kata Kunci: Backward walking exercise, Kemampuan fungsional lutut, Osteoarthritis genu
Copyrights © 2022