Syair Iktiraf atau al-I`tirāf merupakan karya masyhur yang disematkan kepada Abu Nawas. Akan tetapi, penyematan tersebut nyatanya sangat sulit ditemukan kebenarannya dalam catatan sejarah dan kesusastraan Arab. Penelitian ini mencoba memetakan autentisitas syair Iktiraf sebagai karya Abu Nawas dengan menggunakan pendekatan ekspresif yang dikombinasikan dengan metode sejarah. Pendekatan ekspresif yang dimaksud mengacu pada teori Abrams (1971) yang menganggap karya sastra sebagai ekspresi perasaan, pikiran, dan pengalaman pengarangnya. Dengan pendekatan ini, karya sastra merujuk pada riwayat hidup penulisnya sehingga dapat diketahui latar belakang penulisan karya tersebut. Untuk itu, metode sejarah dibutuhkan sebagai bentuk tindak lanjut yang bertugas memverifikasi kecocokan data dari pendekatan ekspresif sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah bukti bahwa Abu Nawas tidak pernah menulis syair Iktiraf. Sekali pun ekspresi perasaan dan pikiran yang ada dalam syair tersebut terkesan sejalan dengan pengalaman hidup Abu Nawas, tetapi sejumlah buku sejarah justru memuat syair lain yang lebih autentik dan sama sekali tidak pernah menyinggung syair Iktiraf dalam buku-buku biografi Abu Nawas. Di sisi lain, tidak adanya syair Iktiraf dalam buku-buku biografi Abu Nawas berbanding terbalik dengan buku-buku fikih mazhab Syafei yang memuat syair tersebut sebagai salah satu amalan di hari Jumat.
Copyrights © 2022