Latar belakang : Stroke merupakan penyakit kronik yang membutuhkan waktu perawatan dan penyembuhan yang cukup lama, sehungga menyebabkan pasien merasa tidak berdaya. Terjadinya disbilitas fisik pada pasien stroke menyebabkan timbulnya berbagai masalah fisik maupun psikologis. Perubahan psikologis yang ada tersebut diantaranya adalah terjadinya masalah harga diri rendah dan depresi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara harga diri dengan tingkat depresi pada pasien stroke. Metodologi : Disain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah pasien stroke yang sedang dirawat di RSD Panembahan Senopati Bantul. Cara pengambilan sample dilakukan secara accidental sampling dan didapat sebanyak 30 responden. Metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen Rosenbergs Self Esteem Scale (RSES) untuk mengukur harga diri dan Beck Depression Inventory (BDI) untuk tingkat depresi. Uji statistik korelasi spearman rank digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan harga diri tinggi (26,7%) dan sedang sebesar 60 % , sedangkan pasien dengan harga diri rendah (13,3%). Pasien dengan tingkat depresi sedang (50%), dengan tingkat depresi ringan adalah 33,3% dan pasien dengan tingkat depresi berat adalah 16,7%. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara harga diri dengan tingkat depresi pada pasien stroke dengan nilai p <0,005 dan nilai r=0,377-0,59. Kesimpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara harga diri dengan tingkat depresi pada pasien stroke di RSD Panembahan Senopati Bantul. Kata kunci : stroke, harga diri, depresi
Copyrights © 2022