ABSTRAK. Rewang merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk membantu salah satu tetangga apabila sedang mengadakan acara pesta pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana pelaksanaan tradisi rewang dan untuk mengetahui bagaimana dampak tradisi rewang sebagai modal sosial mampu meningkatkan solidaritas antar masyarakat multietnis di Desa Sumberjaya. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaannya tradisi rewang memiliki susunan kepanitiaan dan pembagian kerja. Hal ini tidak terlepas dari modal sosial. Modal sosial yang terdiri dari tiga komponen yaitu: kepercayaan (trust), norma (norms) dan jaringan (networks) dalam tradisi rewang ini mampu menunjukkan dampaknya bagi masyarakat Desa Sumberjaya. Modal sosial seharusnya (das sollen) dapat membentuk solidaritas yang memungkinkan individu menjalin hubungan sosial. Solidaritas sosial ini diwujudkan dalam solidaritas sosial organik dan mekanik. Namun fungsi tradisi rewang dalam perkembangann selanjutnya ternyata (das sein) tidak lagi sebagai modal sosial jadi hanya semacam penopang kebutuhan tuan rumah. Perubahan makna tradisi rewang juga terjadi karena munculnya jasa catering dan pandangan masyarakat terhadap tradisi rewang yang hanya sebatas sumbangan.Kata Kunci: Multietnis, Modal Sosial, Budaya KerjaABSTRACT. Rewang is one of the activities carried out by the society to help one of the neighbors when holding a wedding party. This study aims to describe dan analyze how the implementation of rewang tradition and to find out how the impact of rewang tradition as social capital is able to increase solidarity between multiethnic societies in Sumberjaya Village. Researcher uses a qualitative research method with an ethnographic approach. The data collection techniques use interviews, observation and documentation. The results show that in the implementation process of rewang tradition has a committee structure and division of work. This is inseparable from social capital. Social capital which consists of three components, which are trust, norms and networks in rewang tradition, is able to show its impact on the people of Sumberjaya Village. Social capital is should (das sollen) to be able to form solidarity that allows individuals to establish social relationships. This social solidarity is manifested in organic and mechanical social solidarity. However, the function of rewang tradition in the next development it turns out is no longer as social capital, so it is only a kind of support for Jurnal Budaya Etnika, Vol. 6 No. 2 Desember 2022 82 the needs of the host. The changes meaning of rewang tradition also occurred due to the emergence of catering services and the public's view of rewang tradition which was only limited to sumbangan.Keywords: Multietnic, Social Capital, Work Culture
Copyrights © 2022