Permasalahan perubahan iklim global merupakan isu kebijakan strategis yang menimbulkan dampak negatif pada lingkungan seperti terjadinya kelangkaan air irigasi yang implikasinya berupa terjadinya penurunan produktivitas pasokan pangan dan penurunan tingkat efisiensi air irigasi. Hal ini menjadi lebih komplek karena terjadi perubahan pola dinamika sosio-kultural yang secara langsung maupun tidak langsung menentukan karakteristik dan arah layanan irigasi yang diharapkan. Penilaian (audit) kinerja fisik dan distribusi belum dirasa cukup untuk menilai kinerja irigasi secara keseluruhan sehingga perlu diketahui hubungan dinamika sosio-kultural dengan kinerja irigasi. Tujuan penelitian : (1) Mengidentifikasi faktor yang menentukan efektifitas dan efisiensi sistem irigasi; (2) Mengevaluasi kinerja irigasi metode LPR/FPR dan metode FAO/Sosio-kultural sesuai SNI bidang pengairan. Pendekatan riset non eksperimen dan ekplanatif dengan metode survey, analisis dilakukan pada aspek fisik dan distribusi serta sosio-kultural irigasi seperti kondisi fisik, keseragaman air, kecukupan air, dan efisensi air irigasi serta persepsi HIPPA/GHIPPA terhadap faktor kinerja melalui skala likert. Lokasi dilaksanakan pada DI Molek-Kepanjen Malang dengan luasan 3.971 ha. Standar analisis data, standar kepmenPU. Sedangkan persepsi terhadap faktor kinerja irigasi menggunakan skala linkert, Hasil dari penelitian terdapat hubungan antara faktor-faktor penentu efektivitas dan efisiensi serta sosio-kultural irigasi dengan Kinerja Irigasi. Faktor penentu internal (sosio-kultural) yang paling signifikan menentukan kinerja pengelolaan irigasi adalah indikator Partisipasi menyangkut peningkatan peran dan partisipasi GHIPPA/HIPPA terhadap pengelolaan irigasi. Pendekatan analisis kebutuhan air irigasi metode RAP-FAO memiliki nilai indek kinerja irigasi yang lebih efektif dan efisien dibanding pendekatan LPR/FPR (eksisting). Kata kunci: Audit sosio-kultural irigasi,  HIPPA/GHIPPA, skala likert.
Copyrights © 2014