Postmodernism dengan gerakan pluralism dan relativism melahirkan berbagai wacana paradigmatis dan rekonstruktif terhadap nilai-nilai kemapanan agama. Genderism melawan paham patriarki yang bersifat diskriminatif. Gagasan yang menuntut radikal oleh feminisme sosialis terhadap institusi keluarga, dan menganggap wanita selalu berada pada peran dan posisi yang terikat dan terbelenggu oleh otoritas suami. Para feminism menjadikan institusi keluarga sebagai musuh pertama yang harus ditiadakan atau perannya dikecilkan. Keluarga menjadi sumbu yang memicu ketimpangan sosial yang ada, memandang antara istri dan suami memiliki ketimpangan hak asasi. Institusi keluarga memposisikan wanita sebagai makhluk sekunder yang lemah. Artikel ini mengulas bagaimana institusi keluarga berdasarkan persfektif gender para feminis mengkritik komparatif dengan pendekatan worldview Islam, sebagai pembanding dan jawaban atas polemik institusi keluarga yang dipermasalahkan oleh para feminism. Adapun alat bantu analitis tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriftif berdasarkan studi pustaka. Sehingga menghasilkan sebuah pandangan objektif dan ilmiah.
Copyrights © 2022