Abstrak: Tatalaksana nyeri paska operasi kolorektal yang adekuat sangat penting untuk mempercepat pemulihan, mencegah komplikasi paska operasi serta mempersingkat masa rawatan di rumah sakit. Strategi yang saat ini direkomendasikan adalah menghindari penggunaan opioid secara berlebihan dan menerapkan analgesik multimodal yang dikombinasi dengan analgesik epidural torakal. Kami melaporkan seorang laki-laki, usia 17 tahun, PS-ASA 1, dengan tumor kolon asenden menjalani hemikolektomi kanan dan end to end anastomosis secara elektif. Tatalaksana nyeri intra operatif menggunakan Target-Controlled Infusion (TCI) remifentanil dan dilanjutkan dengan Thoracic Epidural Analgesia (TEA) pada level T8-T9 sebagai adjuvan analgesik multimodal pascoperatif. Pemantauan dilakukan selama periode intra dan paska operatif, meliputi tekanan darah, laju nadi dan nafas, skala nyeri, efek samping obat, hiperalgesia paska remifentanil, fungsi motorik, kebutuhan rescue analgesic dan mobilisasi paskaoperatif. TCI remifentanil intraoperatif sangat efektif terhadap kontrol nyeri dengan konsentrasi berkisar 4-6 ng/ml. Analgesik multimodal dengan TEA kontinu juga memberikan kontrol nyeri yang adekuat selama periode paskaoperatif dengan skala nyeri NRS: 0-1, sehingga memungkinkan pasien melakukan mobilisasi dini. Tidak didapati gangguan respirasi dan kardiovaskular, efek samping obat, hiperlagesia, dan gangguan motorik. Pasien juga tidak memerlukan rescue analgesic. Penggunaan TCI remifentanil intraoperatif yang dilanjutkan TEA sebagai strategi tatalaksana nyeri perioperatif pada pasien ini telah memberikan hasil yang sangat efektif.
Copyrights © 2022