ACTA VETERINARIA INDONESIANA
2022: Special Issues

Hubungan Penggunaan Antimikroba terhadap Resistansi pada Peternakan Unggas Broiler Mandiri di Kabupaten Bogor

Nofita Nurbiyanti (Unknown)
Imron Suandy (Unknown)
Sunandar (Unknown)
Riana Aryani Arief (Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies)
Putik Allamanda (Balai Veteriner Subang)
Gian Pertela (PT Medion Farma Jaya)
Budi Purwanto (PT Medion Ardhika Bhakti)
Hanan Daradjat (PT Medion Ardhika Bhakti)
Nuraini Triwijayanti (Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner)
Kanti Puji Rahayu (Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Peternakan, Bogor)
Oli Susanti (Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Peternakan, Bogor)
Riska Desitania (Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Peternakan, Bogor)
Rianna Anwar Sani (Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University)
David Speksnijder (Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University)
Tagrid Dinar (Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University)
Tri Satya Putri Naipospos (Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies)
Jaap Wagenaar (Department Biomolecular Health Sciences, Infectious Diseases and Immunology, Faculty of Veterinary Medicine, Utrecht University)



Article Info

Publish Date
28 Oct 2022

Abstract

Penggunaan antimikroba di peternakan mengakselerasi proses resistansi antimikroba pada sektor peternakan dan berpotensi mengancam kesehatan manusia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan antimikroba dengan kejadian resistansi pada bakteri komensal Escherichia coli di peternakan unggas broiler. Data penggunaan antimikroba dikumpulkan selama 4-6 periode produksi (97 siklus) dan periode siklus akhir diambil 1 sampel litter dengan boot swab dari 19 peternakan broiler mandiri di Kabupaten Bogor selama 2019-2022, dan 25 strain E. coli diisolasi dari tiap peternakan. Sebanyak 475 isolat bakteri E. coli diuji Susceptibility dengan metode microdilution (Sensititre®) untuk resistansi fenotipik. Hubungan frekuensi pemberian antimikroba (Treatment Frequency Used Daily Dose/TFUDD) jangka panjang (97 siklus) dan jangka pendek (siklus akhir dimana diambil sampel, 19 siklus) dengan proporsi isolat resistan dianalisis menggunakan regresi linear. Peternakan paling sering menggunakan antimikroba yang termasuk dalam kategori Highest Priority Critically Important Antimicrobials/HPCIA for human medicine (WHO, 2019). Dari 475 isolat E. coli yang diisolasi, terlihat bahwa tingginya persentase populasi E. coli non-wild type (‘resistan’). Resistansi tertinggi terhadap antimikroba ciprofloksasin (93%), ampisilin (88%), tetrasiklin (83%), sulfametoksazol (75%), dan trimethoprim (71%). Dari 5 kelas antimikroba yang dianalisa, didapatkan hubungan signifikan antara frekuensi pemberian antimikroba dan proporsi isolat resistan pada penggunaan jangka panjang terhadap kuinolon dan tetrasiklin (p<0.05), serta pada penggunaan jangka pendek terhadap makrolida (p<0.05) dan tetrasiklin (p<0.01).

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

actavetindones

Publisher

Subject

Veterinary

Description

Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam ...