Latar Belakang: Salah satu wilayah yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani adalah masyarakat Suku To Bentong di Desa Bulo-bulo, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Petani suku To Bentong masih bertani dan bercocok tanam dengan cara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui penggunaan APD saat bertani, postur kerja dan keluhan MSDs yang dialami oleh petani, serta pola pencarian pengobatan yang dilakukan oleh petani Suku To Bentong di Desa Bulo-Bulo Kabupaten Barru. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana metode yang diterapkan adalah metode etnografi, sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam (indepth interview), dan dokumentasi. Sumber informasi dari penelitian ini terdiri dari informan utama (6 orang petani Suku To Bentong) dan informan kunci (Kepala Suku To Bentong, Kepala Desa Bulo-Bulo, Kepala Dusun Bulo-Bulo, dan kepala Puskesmas Bulo-Bulo). Hasil: penelitian yang diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan informan utama dan informan kunci, ditemukan bahwa petani Suku To Bentong masih kurang mengetahui dan memahami Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seperti pada saat petani turun ke sawahnya, hanya memakai APD. Pada saat dilakukan observasi para petani lebih suka tidak memakai alas kaki. Para petani percaya bahwa ritual yang dilakukan dapat memberikan keselamatan selama bekerja meski tidak dengan menggunakan APD. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa keluhan yang paling sering dirasakan oleh para petani terkait Postur Kerja dan MSDs ialah nyeri di daerah persendian, pinggul, dan leher bagian belakang, serta terluka akibat terkena benda-benda tajam seperti besi-besi dari traktor, alat untuk memotong padi, dan kayu-kayu yang secara tidak sengaja didapatkan di area persawahan. Sedangkan hasil penelitian terkait Pola Pencarian pengobatan petani Suku To Bentong, petani lebih suka pengobatan tradisional dibandingkan harus ke pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan, pengobatan tradisional lebih mudah didapatkan dan bisa cepat pengolahannya, jarak menuju pelayanan kesehatan cukup jauh, serta medan yang harus ditempuh hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.
Copyrights © 2023