Unmet need merupakan konsep yang berharga dalam program dan kebijakan Keluarga Berencana (KB) serta berkaitan dengan pencapaian target 3.7 Sustainable Development Goals (SDGs). Identifikasi dan pemahaman unmet need menurut karakteristik sosial demografi diperlukan agar program dan layanan yang diberikan dapat berjalan secara efektif. Di Indonesia, indikator unmet need diturunkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). SDKI dirancang untuk dapat menyajikan estimasi pada level nasional dan provinsi. Pada level nasional, persentase unmet need dapat disajikan menurut karakteristik sosial demografi seperti umur, pendidikan dan kuantil kekayaan. Namun pada level provinsi, persentase unmet need hanya dapat disajikan secara agregat. Persentase unmet need menurut karakteristik sosial demografi tidak dapat disajikan pada level provinsi karena menghasilkan dugaan yang tidak dapat dipercaya. Hal ini disebabkan oleh tidak memadainya ukuran sampel ketika dirinci menurut karakteristik sosial demografi tertentu. Paper ini bertujuan untuk mengelaborasi penggunaan model beta-binomial untuk menduga proporsi unmet need menurut domain sosial demografi pada level provinsi. Terdapat tiga domain sosial demografi yang digunakan, yaitu menurut kelompok umur, pendidikan dan jenis pekerjaan. Lingkup penelitian hanya mencakup provinsi DKI Jakarta. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa penduga beta-binomial memberikan presisi yang lebih baik dibandingkan penduga langsung. Hal ini tercermin dari nilai Root Mean Squared Error (RMSE) yang lebih kecil, baik dengan metode Naïve-Bayes maupun Bootstrap. Bahkan, untuk domain dengan ukuran sampel yang sangat kecil, penduga beta-binomial dapat menghasilkan presisi yang cukup memadai. Dengan demikian, disimpulkan bahwa model beta-binomial dapat digunakan untuk menangani permasalahan ketidakcukupan sampel dalam penyajian persentase unmet need menurut karakteristik sosial demografi di level provinsi.
Copyrights © 2019