Sebagai respon terhadap pandemi COVID-19, pemerintah DKI Jakarta memberlakukan sebuah pembatasan sosial. Sebelum adanya pandemi perjalanan orang di DKI Jakarta sangat masif. Namun, semenjak adanya pembatasan sosial telah merubah perjalanan orang di perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi frekuensi dan jarak perjalanan orang sebelum dan selama pandemi COVID-19 di DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang didapatkan dari hasil survei kuesioner dan studi literatur. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah metode distribusi frekuensi dan uji wilcoxon signed rank test untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan frekuensi dan jarak perjalanan orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pandemi penurunan frekuensi perjalanan orang paling banyak terjadi pada tujuan ke tempat retail (61%), taman (71%), dan stasiun transit (47%). Kemudian, kisaran jarak tempuh perjalanan orang selama pandemi khususnya perjalanan ke tempat retail, toko kelontong dan farmasi mayoritas didominasi pada jarak 0-5 km, sedangkan ke tempat kerja 6-20 km.
Copyrights © 2022