Pandemic covid-19 telah mengungkapkan pentingnya peran non-manusia dalam kehidupan kita (baca: manusia), termasuk dalam menciptakan atau merubah tradisi yang kita pegang sejak lama. Artikel ini mengkaji tradisi “Jalan Awat†yang dilakukan masyarakat Geser pada tanggal 2 dan tanggal 3 setiap bulan Syawal (hari kedua dan ketiga hari raya Idul Fitri) di Era Pandemi Covid-19. Tradisi jalan awat merupakan tradisi silaturahmi yang banyak dipraktekan oleh berbagai kebudayaan di Indonesia. Temuan penelitian ini mengungkapkan bagaimana satu entitas non-manusia (baca: covid-19) yang ukurannya sangat mikro mampu merubah tradisi silaturahmi suatu masyarakat yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun. Tulisan ini menggunakan konsep “entanglements†dari Anna L. Tsing dan konsep “konstruksi budaya lingkungan†dari Roy Ellen untuk menjelaskan bagaimana keterlibatan non-manusia dalam kehidupan bersama dengan manusia dalam pembentukan dan perubahan tradisi silaturahmi. Artikel ini juga menemukan model silaturahmi yang khas pada tradisi jalan awat yang disebut sebagai “silaturahmi kolektifâ€. Artikel ini merupakan hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis di desa Geser pada idul fitri tahun 2020 dan tahun 2021.
Copyrights © 2022