Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah padat yang paling banyak dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit. Penanganan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang merupakan material dengan kadar air tinggi ditumpuk begitu saja di area industri sawit karena ongkos pengangkutan dan pembuangannya mahal dan tidak efektif. Selama ini pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) masih secara konvensional terbatas digunakan sebagai mulsa atau media penutup permukaan tanah yang berfungsi menjaga kelembaban dan suhu tanah dari proses evaporasi di perkebunan kelapa sawit sekaligus juga berperan sebagai nutrient pupuk alami bagi tanah dan tanaman. Ketika mulsa organik telah mengalami penguraian menyeluruh, mungkin menawarkan nutrisi. Karena tuntutan tanaman, tidak semua tandan kosong sawit yang tersisa setelah pembuatan kelapa sawit dimanfaatkan sebagai mulsa. Tandan kosong kelapa sawit (EFB) yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada lingkungan. efek negatif manajemen yang buruk terhadap lingkungan mengakibatkan peningkatan emisi rumah kaca (GRK). Gas rumah kaca karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida dihasilkan dari aktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global (N2O). Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik Life Cycle Assessment (LCA), sangat penting untuk mengevaluasi dan menentukan dampak lingkungan dari pemanfaatan tandan buah sawit kosong sebagai mulsa. LCA adalah teknik untuk menghitung kemungkinan efek dari suatu proses, seperti mengubah tandan buah sawit kosong menjadi mulsa, dimulai dengan operasi pengangkutan dan diakhiri dengan aplikasi ke bumi.
Copyrights © 2022