UMKM pengguna brambang goreng diKabupaten Kendal, selaku mitra dari kegiatan kedaireka pengabdian kepada masyarakat memiliki kendala dalam menentukan laba usaha. Kendala pertama yaitu pengetahuan yang terbatas karena dalam mengorganisir dan mencatat pendapatan dan identifikasi biaya-biaya proses produksi masih menggunakan cara – cara konvensional. Kendala selanjutnya adalah dalam penentuan harga jual produk masih belum memperhitungkan fixed cost dan variable cost dan masih tercampur dengan biaya dan kebutuhan pribadi owner. Keterbatasan informasi dan pengetahuan dari mitra serta belum optimalnya binaan UMKM dengan lembaga resmi pemerintah. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, dibuatlah pelatihan pengidentifikasian komponen biaya-biaya fixed cost dan variable cost serta depresiasi yang diperlukan dan pengakuan pendapatan pada waktu yang tepat untuk menentukan BEP guna  merencanakan laba yang tepat. Pengakuan Pendapatan dan Biaya dengan memperhitungkan kebijakan akuntansi dirancang berdasarkan kondisi proses usaha masing-masing bidang usaha UMKM. Sosialisasi mengenai identifikasi biaya dan pendapatan serta pembukuan UMKM yang benar sesuai standar akuntansi dan pendampingan pembukuan akuntansi serta penentuan Break Event Point (BEP) dilakukan agar mitra bisa mendapatakan laba riil untuk meningkatkan laba usahanya. Kerjasama dengan pemerintah dan perguruan tingi lewat kedaireka bertujuan membantu peningkatan pengembangan UMKM. Dari hasil evaluasi yang dilakukan dengan pengimplementasian Break Event Point (BEP) pada UMKM pengguna bawang merah dapat menentukan BEP yang tepat untuk meningkatkan laba bulanan tepat untuk peningkatan produksi UMKM dari tahun ke tahun
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023