Down syndrome merupakan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom yang ditandai dengan adanya kromosom tambahan pada kromosom 21. Pada dasarnya anak Down Syndrome usia sekolah mengalami keterlambatan motorik halus, kemampuan motorik halus dapat dikembangkan melalui aktivitas bermain yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan, diantaranya permainan puzzle. Metode Penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan one group pretest and posttest design. Alat ukur untuk motorik halus menggunakan KPSP (Koesioner Pra Skrining Perkembangan). Penelitian ini dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan durasi 30 menit dalam satu kali pertemuan. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 anak penderita down syndrome dari umur 6-11 tahun. teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling, yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata tingkat motorik halus sebelum pemberian terapi berman puzzle adalah 6. Diperoleh rata-rata tingkat motorik halus sesudah pemberian terapi berman puzzle adalah 14,60. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pemberian terapi bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak down synrome dengan p = 0,005 < (α) ( 0,05 ). Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi bermain puzzle efektif terhadap perkembangan motorik halus anak down syndrome.
Copyrights © 2022