Perubahan demografi akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan lanjut usia (lansia) baik secara individu maupun dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk lansia harus diupayakan agar kelompok lansia tetap mempunyai kondisi fisik dan mental yang prima untuk menjadi sumberdaya manusia yang optimal. Masalah gizi yang umum terjadi pada lansia selain kekurangan gizi juga kelebihan gizi yang memacu timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, batu empedu, gout (reumatik), ginjal, sirosis hati dan kanker. Sehingga dengan peningkatan status gizi pada lansia diharapkan keadaan kesehatan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan (Dep.Kes. RI, 2000). Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dimana variabel terikat (dependen) yaitu Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan karakteristik lansia (umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan tingkat pendapatan), perilaku (kebiasaan merokok, aktivitas fisik) dan asupan konsumsi makanan sebagai variabel bebas (independen). Penulis melakukan observasi atau pengukuran pada saat bersamaan dan wawancara food recall. Penelitian dilakukan di Wredha Rineksa daerah binaan Puskesmas Tugu Kota Depok dengan jumlah 110 orang lansia. Pemilihan lokasi dengan alasan Wredha Rineksa merupakan rumah singgah (sekarang disebut Pos Pembinaan Terpadu). Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah : Kuesioner tentang karakteristik lansia, perilaku (kebiasaan merokok, aktivitas fisik) dan asupan konsumsi makanan, Format Form Food Recall 24 jam, Alat ukur Tinggi Badan yaitu Microtoise dan Berat Badan dengan timbangan Seca Digital, KMS Lansia. Hasil penelitian adalah : Sebagian besar (56,4%) lansia di Wredha Rineksa (WR) daerah binaan Puskesmas Tugu Kota Depok berstatus gizi normal, dengan rata-rata IMT 23,5 kg/m² dengan nilai terendah 16 kg/m² dan tertinggi 32,8 kg/m², sedangkan status gizi lebih dengan IMT > 25 kg/m² adalah 33,6% ; Karakteristik lansia umur > 60 tahun (59,1%), perempuan (73,6%), berstatus kawin (71,8%), berpendidikan menengah (50,9%), tidak bekerja (84,5%), dan tingkat pendapatan rendah sebanyak 62,7%. Sebagian besar lansia tidak mempunyai kebiasaan merokok (91,8%), dan aktivitas fisik dengan aktivitas sedang 37,3%. Asupan Konsumsi lansia di WR rata-rata kurang dari Angka Kecukupan Gizi, hanya asupan protein yang lebih dari AKG. Asupan rata-rata konsumsi energi pada laki-laki 87,73% dan perempuan 95,5% dari AKG ; rata-rata konsumsi karbohidrat pada laki-laki 89% dan perempuan 91% dari AKG ; rata-rata konsumsi protein pada laki-laki 138% dan perempuan 131% dari AKG ; rata-rata konsumsi lemak pada laki-laki 83,6% dan perempuan 77,8% dari AKG. Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan asupan energi dengan status gizi.
Copyrights © 2023