Diabetes mellitus dapat memicu infeksi, salah satunya kandidiasis yang disebabkan Candida albicans. Pengobatan kandidiasis dengan antibiotik dapat menyebabkan resistensi, sehingga perlu alternatif bahan alam yang berfungsi sebagai antifungi, salah satunya sawo manila (Manilkara zapota). Kulit buah sawo manila belum banyak dimanfaatkan, sehingga perlu dilakukan pemanfaatan limbah kulit buah sawo manila. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak kulit buah sawo manila terhadap Candida albicans. Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak kulit buah sawo manila dilakukan skrining fitokimia senyawa metabolit sekunder, dan uji aktivitas antifungi dengan metode difusi sumuran. Ekstrak kulit buah sawo manila mengandung flavonoid, alkaloid, dan tanin. Pengujian antifungi kulit buah sawo manila pada konsentrasi ekstrak 30%, 40%, 50% dan 60% berturut-turut menghasilkan rata-rata diameter zona hambat sebesar 3,827 ± 0,947 mm; 5,460 ± 0,337 mm; 6,673 ± 0,351 mm; 8,053 ± 0,720 mm. Ekstrak kulit buah sawo manila memiliki aktivitas antifungi terhadap Candida albicans.
Copyrights © 2022