Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi rokok per kapita tertinggi di ASEAN. Menghilangkan kebiasaan merokok di tengah masyarakat Indonesia tidaklah mudah. Kebiasaan merokok sudah dilakukan oleh kalangan remaja yang masih usia sekolah. Padahal kandungan dalam rokok terbukti sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh hingga menyebabkan kematian. Untuk membatasi jumlah perokok di kalangan remaja yang masih sekolah, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengamanatkan pentingnya pengembangan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). KTR yang diterapkan di SMAN 10 saat ini terdapat beberapa kelemahan yaitu: dari segi pengawasannya masih manual dan kurang efektif jika siswa didapati merokok dalam toilet sering tidak terpantau, jumlah siswa yang banyak dan jam belajar yang cukup padat membuat guru lelah dan kurang mengawasi muridnya yang membawa rokok ke sekolah. Penggabungan teknologi berbasis arduino uno dan sensor MQ2 dengan sistem pengawasan sekolah terhadap asap rokok dapat diterapkan pada sekolah sebagai informasi dan peringatan tentang kawasan bebas tanpa rokok. Metode penelitian ini menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) dan Pengujian sistem terhadap alat yang telah dirancang menggunakan metode pengamatan sensor asap rokok, pengujian buzzer alarm, serta pengujian GSM module. Hasil dari penelitian ini adalah Prototype alat pendeteksi asap rokok untuk membantu sekolah dalam mewujudkan kawasan bebas rokok.
Copyrights © 2019