Bangunan merupakan satu bentuk respon dari manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan. Bangunan tradisional merupakan bentuk kearifan lokal serta di Indonesia sangat beragam jenisnya. Bentuk kearifan lokal tersebut dapat berupa fisik seperti bangunan maupun non fisik seperti adat istiadat, budaya masyarakat, upacara, mitos, cerita rakyat dan lain sebagainya. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji bentuk struktur bangunan rumah di Desa Raja berdasarkan kearifan lokal. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif deskriptif. Rumah panggung disebut dengan rumah tradisional, karena berbentuk panggung atau dasar rumah tidak menempel pada permukaan tanah. Ketinggian dari rumah tersebut berkisar 0,50-2,00 meter tergantung dari kondisi wilayah. Pondasi menggunakan kayu ulin yang memang tahan terhadap tanah lembab dan awet hingga puluhan tahun. Tiang-tiang pondasi dipasang dengan jarak 1-1.5 meter antar tiang pondasi lainnya. Tiang pondasi kayu berukuran 0,12 x 0,12 meter. Rangka merupakan sistem struktur utama pada bagian badan bangunan yang terdiri dari batang vertikal berupa tiang-tiang kayu dan batang horizontal berupa balok-balok kayu. Untuk atap rumah menggunakan sirap dengan ukuran 0,7 x 0,20 meter yang disusun mengikuti bentuk kerangka atap. Kelebihan dari rumah panggung yaitu mempunyai bagian bawah rumah dibiarkan kosong, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan barang, kayu bakar, dan dijadikan sebagai kandang ternak.
Copyrights © 2023