Keberadaan dukun dan ramuan tradisional di Nagari Koto Anau, Kabupaten Solok Propinsi Sumatera Barat menarik untuk dibicarakan. Ditengah arus modernisasi dan tingginya ketergantungan terhadap tenaga medis, rupanya tidak mengusik kedudukan dukun di tengah mayarakat. Artikel ini disusun berdasarkan metide sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sejak 1960 kedudukan dukun masih menguat, dan mulai terusik sejak 1972 ketika pemerintah menggalakkan Keluarga Berencana (KB), bidan masuk desa, dan lain sebagainya. Kebertahanan para dukun dan ramuan tradisioanlnya, dipicu tingginya biaya persalinan melalui operasi ceasar, maupun trauma cacat pasca operasi patah tulang, menyebabkan masyarakat masih mempercayai jasa mereka, dibandingkan tenaga medis.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019