Penelitian dilaksanakan di Pit Batu Hijau PT. Amman Mineral Nusa Tenggara yang berada pada Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sistem penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka dengan metode open pit dan sistem penyaliran yang digunkan adalah mine drainage system dan mine dewatering system.Berdasarkan hasil analisis data curah hujan tahun 2010-2019 menggunakan metode Thomas Fiering diperoleh curah hujan rencana sebesar 24,1 mm/hari dan intensitas 8,5 mm/jam. Daerah tangkapan hujan pada Pit Batu Hijau terbagi menjadi DTH tahun 2021 dengan luas 4,27 km2, DTH tahun 2023-2024 seluas 4,7 km2 dan DTH tahun 2024-2028 dengan luas 5,87 km2. Debit air maksimum yang masuk ke ceruk pada tahun 2021-2022 sebesar 118.496 m3/hari, tahun 2023-2024 sebesar 126.875 m3/hari, pada tahun 2025- 2028 sebesar 152.286 m3/hari. Setelah melakukan simulasi pada Januari 2023 elevasi air berada pada -277,08 mRL dengan elevasi lantai dasar penambangan -270 mRL. Pada Maret 2024, elevasi air berada pada -282,04 mRL dengan elevasi lantai dasar penambangan pada -285 mRL, dan Januari 2025 elevasi air berada pada -341,72 mRL dengan elevasi lantai dasar penambangan pada -370 mRL.Dari hasil simulasi perlu adanya penambahan kapasitas pompa 0,5 line atau 600 m3/jam sebanyak 1 pompa utama Multiflo MF420E dengan 6 booster sehingga debit total menjadi 127.488 m3/hari maka elevasi air berada pada -300,5 mRL dan pada Maret 2024 elevasi air berada pada -395,43 mRL. Pada Januari 2025 diperlukan penambahan 1 booster pada masing- masing line dan 1 pompa utama elektrik Tyco dengan 7 booster maka debit pemompaannya 154.740 m3/hari dan elevasi air berada pada -401,77 mRL sehingga aman terhadap elevasi lantai dasar penambangan.
Copyrights © 2021