Fogging merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan hama. Jenis hama yang dapat dikendalikan dengan fogging antara lain nyamuk, tikus, jamur, gulma, semut, dan lainnya. Pelaksanan pengendalian hama dilakukan oleh petugas pest control dengan metode fogging, blower, misting, dan steam dengan frekuensi antara satu sampai tiga kali dalam sehari. Oleh karena itu perlu dianalisis adanya residu yang termetabolisme di dalam darah petugas fogging dan pemeriksaan hati berupa SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), dan kholinesterase. Pada penelitian ini jenis senyawa toksik yang terdeteksi pada asap fogging pest control dengan alat GC-MS adalah naphthalene, ylazulene, L-phospine, chlordimeform, loganin aglicone, cadalene, dan phenanthrena sedangkan jenis senyawa toksik yang terpapar dalam darah petugas fogging adalah phenol, cyclotrisiloxane, dan arsane. Hasil analisis empat responden petugas fogging memiliki kadar SGPT melebihi normal, yaitu 44±0,30 U/L; 49±0,00 U/L; 85±0,00 U/L; dan 89±0,00U/L. Dan dua orang memiliki kadar SGOT melebihi normal, yaitu 43±0,00 U/L dan 53±0,21 U/L, hanya satu responden yang memiliki kadar kholinesterase rendah, yaitu 4,4±0,00 kU/L. Kata kunci : asap fogging, Kholinesterase, SGPT, SGOT, dan GC-MS
Copyrights © 2019