Tradisi Dodengo. adalah teknik dan kemampuan dalam seni bela diri asli Gamkonora yang merupakan pertunjukan satu lawan satu. Tradisi Dodengo merupakan tradisi yang dibawakan oleh Syekh Ishak Waliyullah asal Iran yakni orang yang pertama kali mengislamkan orang-orang di tanah Gamkonora. Kemudian orang pertama yang belajar Dodengo adalah Sahrin Malamo Rajamakawasa yang merupakan anak asuh sekaligus murid pertama Syekh Ishak Waliyullah. Dodengo pertama kali digunakan sebagai sarana dalam pembaitan bagi seseorang untuk menjadi seorang kapita dari pasukan Gamkonora. Perkiraan adanya Dodengo berbarengan dengan masuknya Islam di tanah Gamkonora sekitar abad ke-16. Dodengo sempat hilang dan tidak dimainkan dalam waktu yang cukup lama ketika peristiwa Desember yakni konflik horizontal yang melanda kawasan Maluku Utara tahun 1999. Dodengo baru mulai diadakan kembali atas usaha pemuda Desa Talaga pada tahun 2003. – sekarang. Itulah mengapa Dodengo lebih dikenal di desa Talaga. Sebelum tradisi Dodengo dimainkan 1 minggu sebelumnya ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan tradisi Dodengo yaitu menyiapkan material seperti Gaba, Salawaku, Gong, tifa dan tempat khusus berlangsungnya Dodengo, dan juga mempersiapkan tempat duduk untuk para pemain, alat musik serta tempat khusus untuk tamu (bila ada). Waktu Pelaksanaan tradisi Dodengo dimainkan pada saat lebaran Idul Fitri dan 2 hari setelahnya pada saat ba’dah sholat Asyar.
Copyrights © 2022