Air untuk keperluan heating dan/atau cooling system di berbagai industri banyak yang bersifat sebagai air sadah (hard water), dan dialirkan melalui pipa yang terbuat dari baja karbon. Sifat korosif air sadah, dipengaruhi oleh suhu, dan perbandingan ion-ion yang bersifat agresif yaitu ion Cl-, dan ion SO42- terhadap ion-ion yang bersifat inhibitif, yaitu ion CO32-, HCO3- dan Ca2+. Air sadah merupakan medium korosif bagi baja karbon dan memerlukan inhibtor yang tepat untuk menanggulanginya, sehingga pengetahuan tentang mekanisme inhibisinya sangatlah penting. Pada penelitian ini dianalisis mekanisme inhibisi serta efektivitas inhibitor tiourea dan simetidin dalam lingkungan air sadah, berdasarkan parameter kinetika dan termodinamika. Sebagai contoh air sadah diambil dari salah satu industri tekstil di Bandung dengan penambahan 90 ppm ion klorida hasil optimasi penelitian sebelumnya. Tiourea digunakan sebagai inhibitor korosi karena memiliki kinerja yang baik dalam menghambat korosi baja karbon pada suasana basa dan simetidin karena memiliki struktur imidazol yang juga diharapkan memiliki daya inhibisi yang baik dalam lingkungan tersebut. Pengukuran laju korosi dan efisiensi inhibisi dilakukan dengan metode ekstrapolasi Tafel. Nilai Ea menunjukkan laju korosi pada rentang suhu 25 ºC sampai 55 ºC dikendalikan oleh proses difusi ionik dalam air. Nilai ΔHa dan ΔSa yang lebih positif pada air sadah yang mengandung inhibitor, mengindikasikan adanya proses penggantian posisi molekul air oleh inhibitor pada permukaan baja karbon selama adsorpsi berlangsung. Harga ΔGads yang negatif dan harga k yang tinggi, menandakan proses adsorpsi inhibitor merupakan proses yang spontan dan memiliki karakteristik interaksi dan kestabilan yang kuat antara lapisan yang diserap dengan permukaan baja. Meningkatnya harga Ea dengan adanya inhibitor, dan nilai ΔGads < -40 kJ/mol untuk simetidin, menandakan terjadinya adsorpsi secara fisik. Tetapi untuk tiourea nilai ΔGads > -40 kJ/mol yang menandakan terjadinya kemisorpsi. Nilai mutlak ΙΔGadsΙ menunjukkan tiourea lebih efektif daripada simetidin.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2014