Keluarga merupakan support system yang mendukung aktivitas seseorang. Jika didalam keluarga terjadi ketidakharmonisan, akan berdampak pada aktivitas kehidupan. Berdasarkan penelitian yang ada, individu yang berasal dari keluarga broken home mengalami beberapa dampak pada kognisi, emosi dan perilaku sehingga akan mempengaruhi self acceptance. Untuk mengurangi dampak tersebut, peneliti menggunakan Forgiveness therapy yang dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan quasi experiment dengan rancangan one group before after design, menggunakan alat ukur yang telah dialihbahasakan yaitu Unconditional Self-Acceptance Quetionnaire yang dikembangkan oleh Chamberlain dan Haaga berdasarkan teori Albert Ellis. Teknik pengambilan sampling yaitu snowball sampling, telah diuji signifikansi wilcoxon menunjukkan tidak adanya perbedaan skor pre dan post test setelah diberikan intervensi forgiveness therapy. Walaupun begitu, Forgiveness therapy memberikan kontribusi perubahan skor pada nilai post test self acceptance terutama aspek manusia memiliki kelemahan dan menerima diri tanpa syarat pada sesi uncovering dan reframing.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021