Membaca huruf Arab maupun al-Quran di tengah masyarakat pedesaan terkhusus masyarakat muslim lansia tidak banyak yang mengetahuinya. Hal ini merupakan permasalahan umum di kalangan orang tua yang sejak kecil tidak pernah mengenal atau mempelajarai huruf Arab dan membaca al-Qur'an. Demikian juga di Desa Pangedaran, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, masyarakat muslim terkhusus yang bergabung dalam majelis taklim, tidak sedikit yang tidak mengetahui huruf Arab dan cara membacanya. Persoalan tersebut menuntut adanya upaya pengelolaan dalam majelis taklim terkhusus dalam memberantas atau mengentas buta aksara Arab. Pengabdian ini dilakukan dengan dua tahap: penggalian informasi atau identifikasi masalah dan pelaksanaan pembinaan. Pengabdian menggunakan dua metode; yaitu diskusi dan ceramah. Diskusi antara ustadzah dan pengurus majelis taklim, serta metode ceramah tentang manajemen majelis taklim di dalam satu forum. Hasil kegiatan tersebut bahwa Ustadzah yang bertugas sebagai pengisi pengajian majelis taklim berkontribusi besar terhadap pengentasan buta aksara Arab. Karena ia membuat atau merancang semacam kurikulum, bacaan, dan susunan konten yang dibaca setiap kali pengajian dilaksanakan. Program pengentasan buta aksara Arab dirancang sampai dalam praktik atau pemanfaatan bahan tertulis untuk melatih pengetahuan membaca huruf Arab. Ketua majelis taklim mendorong dan mengapresiasi penuh terhadap upaya yang dilakukan oleh ustadzah Ama Kalsum tersebut. Sehingga berbekal tulisan tangan ustadzah tersebut, banyak jemaah yang dimudahkan dalam belajar huruf Arab sampai bisa membaca al-Qur'an.
Copyrights © 2022