Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tak terkecuali Indonesia memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat, tak terkecuali masyarakat petani di Desa Pasirtalaga. Hal yang paling dirasakan oleh petani adalah adanya keterlambatan pengiriman pupuk dan pestisida yang mereka butuhkan. Meskipun tidak terdampak secara langsung, namun terdapat perubahan dalam kehidupan masyarakat. Selain pertanian, sumber nafkah rumah tangga petani juga berasal dari kiriman anggota keluarga yang merantau. Pandemi covid 19 mengakibatkan hilangnya kiriman tersebut karena anggota keluarga yang di PHK. Selain itu, kebijakan pemerintah dengan menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat juga menyebabkan ekonomi di Desa Pasirtalaga semakin turun. Dalam kondisi tersebut rumahtangga petani memiliki livelihood assets sebagai buffer capacity untuk mencapai suatu derajat resiliensi. Livelihood assets terbagi ke dalam lima modal, yaitu modal alam, modal fisik, modal manusia, modal finansial, dan modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lima modal nafkah dengan tingkat resiliensi nafkah rumah tangga petani di Desa Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Unit analisis adalah rumah tangga, yaitu sebanyak 40 rumah tangga petani yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan berbanding lurus antara tingkat kepemilikan modal nafkah dengan tingkat resiliensi nafkah rumah tangga petani di Desa Pasirtalaga. Semakin tinggi kepemilikan modal nafkah, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi rumah tangga petani dalam menghadapi krisis akibat pandemic covid-19.
Copyrights © 2023