Tingginya intensitas curah hujan menjadi salah satu faktor yang terjadinya banjir pada wilayah yang memiliki dataran rendah. Pentingnya informasi mengenai curah hujan memiliki pengaruh yang besar terhadap berbagai aktivitas kehidupan masyarakat di berbagai sektor seperti keselamatan, sosial ekonomi, pertanian, perikanan dan penerbangan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kota Palembang memiliki 5 stasiun pos hujan yang digunakan untuk memantau intensitas curah hujan. Mengingat pentingnya informasi tersebut, pengelompokkan curah hujan dilakukan untuk mengetahui klasterisasi kecamatan mana saja di Kota Palembang yang berpotensi mengalami banjir. Metode yang digunakan yaitu K-Means Clustering untuk mengelompokkan curah hujan ke dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2 stasiun pos hujan yaitu Staklim Palembang dan Stamet SMB II berada pada Cluster 0 yang memiliki intesitas curah hujan tinggi. Stasiun pos hujan Ilir Barat I berada dalam cluster 1 karena memiliki intensitas curah hujan rendah dan stasiun pos hujan Plaju dan Seberang Ulu I berada dalam Cluster 2 karena memiliki intensitas curah hujan yang sedang. Sedangkan kecamatan yang berpotensi mengalami peristiwa banjir berdasarkan hasil clustering yaitu Kecamatan Sukarami dan Kecamatan Sako.
Copyrights © 2022