Kemampuan berliterasi pada peserta didik merupakan ketrampilan membaca yang berkaitan erat dengan kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif. Akan tetapi, praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah belum mencerminkan fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan peserta didik terampil berliterasi. Skor PISA Indonesia pada 2018 berada pada posisi yang sangat memprihatinkan. Berdasarkan hasil tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang melibatkan semua satuan pendidikan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan pendampingan literasi Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah 22 Surabaya. Metode yg digunakan adalah pemaparan teori dan praktek dengan tiga tahapan yakni, tahapan sosialisasi, kegiatan inti dan evaluasi. Dari kegiatan Klub Jurnalistik, terlihat peningkatan terhadap kemampuan peserta dalam menyimak, membaca dan memahami inti dari bahan literasi serta kemampuan menghasilkan karya tulis sederhana. Selanjutnya pihak sekolah disarankan membuat tim literasi yang akan meneruskan kegiatan yang memenuhi indikator GSL di tahap selanjutnya.
Copyrights © 2023