Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022

Modifikasi Pengering Efek Rumah Kaca (ERK) Atap Parabolik untuk Kacang Tanah (Arachis hypogaeai L.)

Revi Alhafiz (Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala)
Diswandi Nurba (Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala)
Devianti Devianti (Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala)



Article Info

Publish Date
01 May 2022

Abstract

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan desain dan rancang bangun serta pengujian fungsional terhadap pengering Efek Rumah Kaca (ERK) atap parabolik untuk kacang tanah (Arachis hypogaeai L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober 2021, bertempat di Laboratorium Perbengkelan Alat dan Mesin Pertanian Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah mendesain pengering Efek Rumah Kaca (ERK) atap parabolik menggunakan software SolidWorks 2017. Selanjutnya, rancang bangun pembuatan pengering ERK atap parabolik dan melakukan pengujian fungsional alat tanpa bahan dan menggunakan bahan kacang tanah untuk mengetahui performansi pengering ini sudah berfungsi dengan baik atau belum. Parameter penelitian pada penelitian ini adalah kadar air, kapasitas pengering, dan analisis energi panas.Hasil dari penelitian ini adalah prinsip kerja pengering ERK Atap Parabolik dengan mensirkulasikan udara panas yang terperangkap di dalam ruang pengering. Lalu, mengeluarkan udara menggunakan kipas outlet. Uji kinerja rancang bangun pengering ERK Atap Parabolik dapat berfungsi dengan baik dalam melakukan pengeringan, karena terlihat adanya fluktuasi suhu dalam ruang pengering selama 8 jam pengeringan. Rata-rata pengeringan menggunakan kacang tanah adalah 36,15℃, dan rata-rata suhu lingkungan adalah 29,4℃ . Kadar air akhir kacang tanah pada rak 1, 2, dan 3 sebesar 19,55%, 11,90%, dan 8,06%. Kadar air  kacang tanah pada rak 3 memenuhi SNI mutu II, sedangkan kadar air kacang pada rak 1 dan 2 belum memenuhi SNI. Kapasitas kerja pengeringan input (KKPI) adalah 1,875 kg/jam dan kapasitas kerja pengeringan output (KKPO) adalah 1,532 kg/jam. Energi panas yang dibutuhkan untuk pengeringan kacang tanah (Qd) adalah sebesar 803.128,61 Joule atau setara dengan 223,091 Wh. Sedangkan energi listrik yaitu dibutuhkan yaitu 427,68 Wh.Modification Of Greenhouse Effect Dryer (Erk) Parabolic Roof For Peanut (Arachis Hypogaeai L.)The purpose of this study was to design and construct and perform functional testing of the Roof parabolic Greenhouse Effect (ERK) dryer for peanuts (Arachis hypogaeai L.). This research was conducted from April to October 2021, at the Agricultural Equipment and Machinery Workshop Laboratory, Agricultural Engineering Study Program, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala Darussalam University, Banda Aceh. The method used in this research is to design a parabolic roof greenhouse effect (ERK) dryer using the SolidWorks 2017 software. Next, design the manufacture of a parabolic roof ERK dryer and perform functional testing of the tool without materials and using peanuts to determine the performance of this dryer already working. well or not. The research parameters in this study were moisture content, drying capacity, and heat energy analysis.The result of this research is the working principle of Parabolic Roof ERK dryer by circulating hot air trapped in the drying chamber. Then, remove the used air using the outlet fan. The performance test of the Parabolic Roof ERK dryer design can function properly in drying, because it can be seen that there are temperature fluctuations in the drying chamber for 8 hours of drying. The average drying using peanuts is 36.15℃, and the average environmental temperature is 29.4℃. It can be seen that the temperature of using peanuts is higher than that of the environment. The final moisture content of peanuts on shelves 1, 2, and 3 was 19.55%, 11.90%, and 8.06%. The moisture content of peanuts on rack 3 meets SNI quality II, while the moisture content of peanuts on racks 1 and 2 does not meet SNI. The input drying working capacity (KKPI) is 1.875 kg/hour. Meanwhile, the output drying working capacity (KKPO) is 1,532 kg/hour. The heat energy required for drying peanuts (Qd) is 803.128.61 Joules or equivalent to 223.091 Wh. Meanwhile, the electrical energy required is 427.68 Wh.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

JFP

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian (JIMFP) diterbitkan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Merupakan media jurnal elektronik sebagai wadah untuk penyebaran dan publikasi hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir dan atau sebagian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa strata satu (S1) ...