Latar belakang: Provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi diare pada balita paling tinggi di Indonesia. Kejadian diare pada balita berhubungan dengan faktor risiko individu dan lingkungan yang saling berinteraksi dalam ruang spasial. Tujuan: Untuk mengetahui faktor resiko, pola spasial, dan wilayah prioritas intervensi diare pada balita di Sumatera Utara. Metode: Penelitian memiliki desain studi ekologi. Faktor risiko diare pada balita ditentukan dengan korelasi Pearson. Global Moran digunakan untuk mengetahui dependensi spasial dari insiden diare pada balita, sedangkan LISA (local indicators of spatial association) digunakan untuk mengidentifikasi wilayah prioritas intervensi. Hasil: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara insiden diare pada balita dengan persentase rumah tangga tanpa jamban sendiri. Pola spasial insiden diare pada balita di Sumatera Utara membentuk pola berkelompok. Terdapat tujuh daerah prioritas utama intervensi yang terbagi ke dalam dua klaster. Klaster pertama terletak di bagian tengah menuju timur (4 wilayah), klaster kedua terletak di bagian selatan (3 wilayah). Kesimpulan: Upaya pencegahan diare pada balita dilakukan dengan pembangunan jamban keluarga dan edukasi pentingnya kepemilikan jamban, terutama bagi penduduk yang tinggal di wilayah prioritas intervensi.
Copyrights © 2023