Artikel ini membahas peran Gus Dur dan Gusdurian dalam memperjuangkan hak-hak minoritas umat beragama, terutama Etnis Tionghoa. Saat itu etnis tersebut mendapat perlakuan kurang mengenakkan dan membatasi ruang gerak mereka. Artikel ini memiliki beberapa tujuan untuk mengetahui dinamika kehidupan antar umat beragama di Kota Semarang terkenal dengan dengan warganya yang heterogen dan bermacam-macam. Bagaimana kehidupan Etnis Tionghoa sebelum dan saat kepemimpinannya. Penelitian ini juga membahas pemikiran Gus Dur. Mengapa ia begitu kekeh membela kaum tionghoa. Saat Gus Dur menjabat presiden ia mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya ialah kebijakan untuk membela kaum Tionghoa. Kemudian bagaimana perjuangan Gus Dur setelah ia wafat, dan tenyata muncul Komunitas Gus Durian bertujuan meneruskan perjuangan Gus Dur serta membangkitkan semangat bertoleransi ditengah perbedaan-perbedaan diera sekarang. Penelitian ini memakai metode kualitatif dengan pengumpulan data Observasi dan Studi Lapangan, dengan wawancara ke lokasi narasumber. Narasumber penelitian ini yaitu tokoh-tokoh komunitas lintas agama, perwakilan kaum tionghoa, perwakilan Gus Durian, dan lainnya. Setelah melakukan penelitian, penulis berkesimpulan bahwa Gus Dur memiliki pengaruh yang cukup besar bagi keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia khususnya dalam hal pemerataan hak asasi manusia. Pemikirannya mampu membawa bangsa Indonesia menjalani kehidupan yang lebih baik dibanding sebelumnya, hal itu dirasakan sampai keseluruh penjuru negeri tak terkecuali ibukota Jawa Tengah yaitu Semarang. Semarang merupakan salah satu kota di Indoenesia yang terkenal dengan masyarakatnya yang beragam keyakinan, etnis, bahasa, dan budaya. Banyak yang terinspirasi darinya sampai muncullah Komunitas Gusdurian yang memiliki visi sama dengan beliau.
Copyrights © 2023