Penggunaan batu bara untuk sumber energi industri dan pembangkit listrik selain menghasilkan limbah buangan yang membutuhkan ruang untuk penimbunan, juga memunculkan kemungkinan pencemaran oleh limbah secara tidak sengaja. Limbah yang dihasilkan oleh proses pembakaran batu bara berupa Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dimana menurut PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa FABA sebagai hasil akhir dari pembakaran batu bara, bukan lagi termasuk kategori limbah B3. Hal ini membuka kesempatan yang lebih luas untuk pemanfaatan FABA sebagai bahan bangunan, subtitusi semen, jalan (bahan additif untuk campuran filler pada perkerasan lentur), bangunan serta restorasi tambang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan akibat pencampuran Bottom Ash sebagai filler terhadap sifat-sifat Lataston pada untuk campuran aspal HRS-WC. Pengujian material yang dilakukan adalah pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian campuran beraspas panas dengan alat Marshall serta Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 revisi 2. Pengujian yang dilakukan telah memenuhi spesifikasi dengan proporsi agregat campuran CA 13%, MA 0%, FA 71%, S 14% dan FF 2% dan menghasilkan kadar aspal optimum 6,90% dengan nilai kadar aspal efektif adalah 6,20%; VIM sebesar 3,758%; VMA sebesar 17,325%; VFB sebesar 78,421%, Stabilitas Marshall 876,991 Kg dan Marshall Quotient sebesar 269,209 Kg/mm.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023